Kebijakan Fiskal dan Moneter: Senjata Ampuh Mengendalikan Ekonomi Makro 

Kebijakan Fiskal dan Moneter: Senjata Ampuh Mengendalikan Ekonomi Makro-Di tengah gelombang pasang surut ekonomi global, memahami instrumen pengendalian ekonomi makro menjadi bagaikan kompas yang menuntun para pengambil keputusan. Dua kebijakan utama, fiskal dan moneter, bagaikan pedang bermata dua yang dipegang pemerintah dan bank sentral untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Mari kita selami lebih dalam mengenai kebijakan ini dan bagaimana mereka bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Kebijakan Fiskal: Mengatur Keuangan Negara untuk Kesejahteraan Rakyat

Dirancang dan dijalankan oleh pemerintah, kebijakan fiskal ibarat komandan yang mengatur keuangan negara. Senjata utamanya adalah pengeluaran dan pendapatan negara, yang dikontrol melalui instrumen seperti:

  • Pajak: Sumber pendapatan utama pemerintah, pajak digunakan untuk membiayai berbagai program dan layanan publik.
  • Belanja Pemerintah: Pengeluaran pemerintah untuk berbagai sektor seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan jaring pengaman sosial.
  • Defisit Anggaran: Selisih antara pengeluaran dan pendapatan pemerintah. Defisit yang berlebihan dapat membahayakan stabilitas ekonomi, namun dapat pula digunakan untuk mendorong pertumbuhan di masa krisis.

Tujuan utama kebijakan fiskal adalah:

  • Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro: Mencegah fluktuasi ekonomi yang berlebihan, seperti inflasi tinggi atau resesi.
  • Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Meningkatkan aktivitas ekonomi dan menciptakan lapangan kerja melalui investasi dan belanja pemerintah.
  • Mengurangi Pengangguran: Menyediakan program dan pelatihan untuk membantu masyarakat mendapatkan pekerjaan.
  • Memperluas Distribusi Pendapatan: Mengurangi ketimpangan pendapatan dengan memberikan subsidi atau program kesejahteraan sosial bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan.

Kebijakan Moneter: Mengendalikan Uang Beredar untuk Menjaga Stabilitas Harga

Di sisi lain, bank sentral memegang kendali atas kebijakan moneter, ibarat maestro yang mengatur alunan orkestra moneter. Alat utamanya adalah jumlah uang beredar dan suku bunga, yang dimanipulasi melalui instrumen seperti:

  • Operasi Pasar Terbuka: Bank sentral membeli atau menjual surat berharga pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang beredar.
  • Penetapan Tingkat Diskonto: Suku bunga yang dikenakan bank sentral kepada bank lain untuk pinjaman.
  • Persyaratan Cadangan Minimum: Jumlah dana yang harus disimpan bank di bank sentral sebagai cadangan.

Tujuan utama kebijakan moneter adalah:

  • Mengendalikan Inflasi: Menjaga stabilitas harga barang dan jasa untuk melindungi daya beli masyarakat.
  • Menjaga Stabilitas Nilai Tukar: Menjaga nilai mata uang nasional terhadap mata uang asing.
  • Mendukung Pertumbuhan Ekonomi: Menciptakan kondisi keuangan yang kondusif untuk mendorong investasi dan konsumsi.

Kerja Sama Harmonis untuk Ekonomi yang Sehat

Kebijakan fiskal dan moneter tidak bekerja secara mandiri, bagaikan dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Koordinasi yang erat dan harmonis antara keduanya menjadi kunci dalam mencapai tujuan bersama. Berikut beberapa contoh skenario di mana kedua kebijakan ini bekerja sama:

  • Memerangi Inflasi: Saat inflasi tinggi, bank sentral dapat menaikkan suku bunga dan pemerintah dapat mengurangi pengeluaran untuk menekan permintaan agregat dan meredakan tekanan harga. Contohnya, di tahun 2022, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate untuk menekan inflasi yang mencapai 7,07%.
  • Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi: Di masa resesi, pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran dan/atau menurunkan pajak untuk mendorong permintaan agregat, sementara bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk merangsang investasi dan konsumsi. Contohnya, pada masa pandemi COVID-19, pemerintah meluncurkan berbagai program bantuan sosial dan pemulihan ekonomi, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga acuan untuk mendorong kredit dan konsumsi.

Kebijakan Fiskal dan Moneter di Indonesia: Menuju Ekonomi Maju dan Berkeadilan

Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) berperan sebagai otoritas moneter, sedangkan Kementerian Keuangan bertanggung jawab atas kebijakan fiskal. BI memiliki target inflasi yang harus dicapai, yaitu 3% ± 1% dalam jangka menengah panjang. Sedangkan pemerintah memiliki target pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Koordinasi yang erat antara BI dan Kementerian Keuangan menjadi kunci dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang tepat sasaran dan efektif dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Contohnya, pada tahun 2023, pemerintah dan BI bersinergi dalam menjalankan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.

About admin

Check Also

Meminimalkan Risiko dan Menjaga Stabilitas Keuangan Bisnis

Meminimalkan Risiko dan Menjaga Stabilitas Keuangan Bisnis: Panduan Sukses di Era Ketidakpastian – Di era …